Syamedia
- Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan, menjadi kewajiban pihaknya
kepada pihak-pihak terkait untuk mengingatkan agar membatalkan konser
Lady Gaga, di Jakarta, guna melindungi agama-agama yang ada di
Indonesia.
“Selaku ketua satuan
tugas pornografi, hal itu menjadi tugas saya melindungi agama-agama di
Indonesia,” kata SDA – sapaan akrab Suryadharma Ali – di hadapan peserta
Rapat Kerja Kanwil Provinsi Sulsel di Asrama Haji Makassar, Senin
(21/5).
Hadir pada acara
tersebut Dirjen Pendis Nur Syam, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, para
pejabat Kemenag, Kakanwil Kemenag Sulsel Gazali Suyuti. Menag
mengatakan, konser Lady Gaga di berbagai tempat sudah menimbulkan
penolakan. Rencana konsernya pun di Jakarta menimbulkan kontroversial.
Bagi Kemenag, tentu berkewajiban melindungi semua umat.
Indonesia, lanjut
SDA, kini menghadapi berbagai persoalan yang berkaitan dengan akhlak.
Tapi di sisi lain, pihaknya dituding oleh kelompok pendukung konser Lady
Gaga sebagai kalangan tak tahu seni, miskin pergaulan internasional.
Bahkan ada ormas yang mengatakan, iman kelompok ormas itu tak goyah
walau ada 1000 Lady Gaga di Jakarta.
“Pernyataan itu,
hanya menjaga kelompok. Tapi, Kemenag harus melindungi semua umat. bukan
hanya Islam, tapi juga agama-agama lainnya,” ia menegaskan dalam laman
Kemenag.
Ia menyatakan pula,
jajaran kementerian ini memiliki kewajiban menjaga umat dan generasi
penerus dari degradasi moral. Belakangan ini tawuran terjadi di berbagai
tempat. Termasuk pula yang kerap terjadi di kota Makassar yang banyak
melibatkan mahasiswa.
Mahasiswa jika demo
tak bakar mobil tak merasa gagah. Jika tak pecah kaca ruang rektor tak
merasa jantan. Ini sikap yang keliru dan harus diluruskan, katanya.
“Identitas kegagahan
bukan dapat diukur dengan cara bakar ban, unjuk rasa dengan pecahkan
kaca, dan tindakan lain yang merusak kepentingan umum,” katanya.
Sudah menjadi
kewajiban para pegawai di Kemenag menjaga umat dan generasi penerus dari
kerusakan moral. Peningkatan kualitas agama dan pendidikan keagmaan
merupakan hal yang penting ke depan. Untuk itulah pihaknya mengingatkan
agar kultur yang tak sesuai dengan kepribadian bangsa, agama dan etika
bangsa hendaknya ditolak.
“Jangan membangunkan macan yang sedang tidur,” ia mengatakan lagi.
sumber : Hidayatullah