Home » , » [112.:1-4]

[112.:1-4]

[112.:1-4]


1.Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

2.Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4.dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum musyrikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada Rasulullah saw. dengan berkata: "Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Ayat ini (S. 112:1-4) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai tuntunan untuk menjawab permintaan kaum musyrikin.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah dari Abi Aliyah yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab. Diriwayatkan pula oleh at-Thabarani dan Ibnu jarir yang bersumber dari Jabir bin Abdillah dan dijadikan dalil bahwa surat ini Makkiyah.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi menghadap kepada Nabi saw. dan diantaranya Ka'bubnul 'asyraf dan Hay bin Akhtab. Mereka berkata: "Hai Muhammad, lukiskan sifat-sifat Tuhan yang mengutusmu." Ayat ini (S.112:1-4) turun berkenaan dengan peristiwa itu.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah dan Ibnu Mundzir yang bersumber dari Sa'id bin Jubair. Dengan riwayat ini Sa'id bin Jubair menegaskan bahwa surat ini Madaniyyah.)



Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Ahzab(Persekutuan antara kamu Quraisy, Yahudi Madinah, kaum Goththafan dari Thaif dan munafiqin Madinah dan beberapa suku sekeliling Makkah) berkata: "Lukiskan sifat Tuhanmu kepada kami." Maka datanglah Jibril menyampaikan surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat-sifat Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abil 'Aliyah yang bersumber dari Qatadah.)

Keterangan:
Menurut as-Suyuthi kata "al-Musyrikin" dalam hadits yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab ialah musyrikin dari kaum Ahzab, sehingga surat ini dapat dipastikan Madaniyyah sesuai dengan hadits Ibnu Abbas. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara dua hadits tersebut di atas dan diperkuat pula oleh riwayat Abus Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi saw. dan berkata: "Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu." Rasulullah saw tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat Allah.

Dari ayat ini setidaknya ada tiga sifat yang dimiliki oleh Allah, yaitu Absolut (Ash-Shamad, lam yakun lahu kufuwan ahad /tempat segalanya bergantung, tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia), distinct dan unique (berbeda dengan yang lainnya /lam yalid wa lam yuulad, ahad).

Kenapa disebut Absolut?

Lawan dari absolut (mutlak) adalah relatif. Tuhan tidaklah mungkin memiliki sifat yang relatif, karena tiada bandingannya. Sebagai contoh, parameter fisik (rupa) yang menarik sangatlah relatif. Mungkin si A menganggap si C begitu menarik, tetapi beda halnya menurut si B yang menganggap biasa saja. Itulah relativitas dari makhluk yang memang memiliki banyak sekali kelemahan. Relativitas tadi mengantarkan kita kepada keabsolutan Sang Khalik. Itulah konsep tuhan dalam Islam. Seorang mu’min tidak mungkin bertuhan kepada sesuatu yang relatif, lemah, distinct alias sama dengan makhluk-Nya. Ia senantiasa menggunakan akal sehatnya dalam memahami ayat-ayat Qauliyah dan Kauniyah untuk mengenal dan memahami tuhannya.

Distinct dan unique

Tuhan tidaklah mungkin mempunyai kesamaan sifat dengan makhluk-Nya. Ia tidak bisa disamakan dengan makhluk-Nya. Jika sama dengan sesuatu, buat apa menuhankannya? Masa’ tuhan gondrong, atau gak pake baju? Kan jadi tidak distinct dan unique. Atau ada yang merepresentasikan dengan patung. Saat menjadi sang pemelihara, digambarkan menjadi patung yang murah senyum. Saat menjadi perusak, ia digambarkan bertangan banyak, sehingga sesuatu yang mereka anggap tuhan menjadi tidak distinct, bahkan menjadi nothing. Terdapat relativitas di dalamnya. Kemudian setelah distinct yaitu unique, artinya hanya satu-satunya. Tidak ada yang menyerupai-Nya. Kecuali Dia, di dunia ini tidak ada yang unique, karena pasti ada bandingannya,. Jadi yang disebut tuhan, haruslah unique.

Mari kita perhatikan dalam Kitab Musnad Al-Harits bin Abu Usamah disebutkan melalui Qurrah, dari Malik, dari Ziad bin Sa’d: Telah menceritakan kepada kami Abuz Zubair yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Jabir dari Abdullah RA. yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW. bersabda:

“Apabila hari Kiamat telah terjadi, dihimpunkanlah semua umat. Semua dipanggil bersama pemimpinnya masing-masing, maka kami datang sebagai umat manusia yang paling terakhir, lalu ada sebagian orang yang bertanya: ’Umat siapakah ini?’ Perhatian semua orang tertuju pada kami, lalu dikatakan: ‘Ini adalah umat terpercaya. Ini adalah umat Muhammad dan inilah dia bersama dengan umatnya’. Maka terdengarlah suara penyeru mengatakan: ‘Sesungguhnya kalian adalah umat yang terakhir, namun umat yang paling pertama’. Kami datang dengan melangkahi kepala semua manusia hingga kami menjadi orang-orang yang paling dekat kedudukannya dengan Allah SWT. Selanjutnya, manusia dipanggil bersama dengan pemimpinnya masing-masing. Orang-orang Yahudi dipanggil dan dikatakan: ‘Siapakah kalian?’ Mereka menjawab: ‘Kami orang-orang Yahudi’. Penyeru bertanya: ‘Siapakah nabi kalian?’ Mereka menjawab: ‘Musa’ Penyeru bertanya: ‘Apakah kitab kalian?’ Mereka menjawab : ‘Kitab kami Taurat’ Penyeru bertanya: ‘Siapakah yang kalian sembah?’ Mereka menjawab: ‘Kami menyembah ‘Uzair dan Allah’. Maka Allah SWT. berfirman kepada para malaikat yang ada di sekeliling-Nya: ’Masukkanlah mereka ke dalam nerka Jahannam’. Orang-orang nasrani dipanggil, lalu Allah berfirman: ‘Siapakah kalian?’ Mereka menjawab: ‘Kami orang-orang Nasrani’. Penyeru bertanya: ’Siapakah nabi kalian?’ Mereka menjawab: ‘Nabi kami adalah ‘Isa’. Penyeru bertanya: ‘Apakah kitab kalian?’ Mereka menjawab: ‘Kitab kami adalah Injil’. Penyeru bertanya: ‘Siapakah yang kalian sembah?’ Mereka menjawab: ‘Kami menyembah ‘Isa, ibunya, dan Allah’. Maka Allah berfirman kepada para malaikat yang ada di sekeliling-Nya: ‘Masukkanlah mereka ke dalam neraka Jahannam’. Lalu ‘Isa dipanggil dan dikatakan kepadanya: ‘Hai ‘Isa, adakah kamu mengatakan kepada manusia: ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? (QS Al-Maidah 5:116) Maka ‘Isa menjawab: ‘Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya)’ (QS Al-Maidah 5:117) sampai dengan firman-Nya: ‘Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana’. (QS Al-Maidah 5:118) Kemudian semua manusia dipanggil bersama dengan pemimpin dan sesembahannya masing-masing, lalu terdengarlah suara seruan yang mengumandangkan: ‘Hai manusia, barang siapa menyembah sesuatu, hendaklah ia mengikuti sembahannya!’ Lalu mereka pun berangkat, sedang yang berada di depan mereka adalah sembahannya masing-masing; di antaranya ada yang berupa kayu dan batu; ada lagi yang berupa matahari dan bulan; dan ada juga yang mengikuti Dajjal, sehingga yang tertinggal hanyalah kaum muslimin. Penyeru berhenti di hadapan mereka, lalu bertanya: ‘Siapakah kalian?’ Mereka menjawab: ‘Kami adalah kaum muslimin ‘. Penyeru bertanya : ‘ini adalah nama dan sebutan yang paling baik’. Penyeru bertanya: ‘Siapakah nabi kalian?’ Mereka menjawab: ‘Muhammad’. Penyeru bertanya: ‘Apakah kitab kalian?’ Mereka menjawab: ‘Al-Qur’an’. Penyeru bertanya: ‘Siapakah yang kalian sembah?’ Mereka menjawab: ‘Kami menyembah Allah semata; tiada sekutu bagi-Nya’. Penyeru bertanya: ‘Jika pengakuan kalian benar, hal itu akan bermanfaat bagi kalian’. Mereka berkata: ‘Ini adalah hari yang telah dijanjikan kepada kami’. Penyeru bertanya: ‘Bagaimana kalian dapat dapat mengenal-Nya, padahal kalian belum pernah melihat-Nya?’ Mereka menjawab: ‘Kami mengetahui karena Dia tiada yang semisal dengan-Nya’. Maka pada saat itu Allah SWT. menampakkan diri-Nya kepada mereka dan mereka berkata: ‘Engkau adalah Tuhan kami. Mahasuci asma-asma-Mu’. Selanjutnya, mereka menyungkur bersujud; sesudah itu cahaya (Allah) berangkat dengan membawa para penyembah-Nya”.

‘Utsman bin Sa’id Ad-Darimi telah menyebutkan bahwa Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari datang kepada Khalifah ‘Umar bin Abdul ‘Aziz, lalu ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Al-Asy’ari RA. bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda:

“Pada hari Kiamat Allah menghimpun semua umat manusia di sebuah lapangan. Apabila Dia berkehendak untuk memutuskan perkar di antara makhluk-Nya, ditampakkanlah kepada setiap kaum tuhan yang menjadi sembahannya masing-masing, lalu mereka mengikutinya hingga menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Selanjutnya, Tuhan kami datang kepada kami, sedang kami berada di suatu tempat. Allah bertanya: ‘Siapakah kalian?’ Kami menjawab: ’Kami adalah kaum mukminin’. Tuhan berfirman: ‘Apa yang kalian tunggu?’ Kami menjawab: ‘Kami sedang menunggu Tuhan kami’. Tuhan berfirman: ‘Dari mana kalian tahu bahwa Dia adalah Tuhan kalian?’ Kami menjawab: ‘Para rasul telah mewartakan(-Nya) kepada kami atau kitab-kitab suci telah sampai kepada kami’. Tuhan berfirman: ‘Apkah kalian mengenal-Nya?’ Mereka menjawab: ‘Kami mengetahui bahwa Dia tidak ada yang semisal dengan-Nya’. Maka Tuhan memperlihatkan diri-Nya dengan penuh ridha, kemudian berfirman: ‘Bergembiralah kalian, wahai kaum muslimin, karena sesungguhnya tiada seorang pun di antara kalian, melainkan telah Kujadikan tempatnya di neraka buat orang Yahudi atau orang Nasrani”.( Hadist diketengahkan oleh Ahmad ).

Lalu kita bandingkan dengan konsep ketuhanan agama lain? Bisakah kategori Absolute, Distinct dan Unique sesuai dengan konsep ketuhanannya?

Wallahu a‘alam…


Nyambung lagi ntar…


References :

Achmad Fahrudin,dkk.2004.Al-Qur’an Digital. http://www.alquran-digital.com

Eggi Sujana.2004.Keabsolutan Tuhan.Video Dialog Lintas Agama Forum ARIMATEA.

Ibnu Qayyim Al-Juziyah.2006.Taman Orang-Orang Jatuh Cinta, & Rekreasi Orang-Orang Dimabuk Rindu.Bandung.Irsyad Baitus salam.

Share this article :


 
Support : Terdepan | Menebar | Manfaat
Copyright © 2013. FKDF Unpad - All Rights Reserved
Template Created by Departemen Syiar Media Islam Modified by Rumah Desain
Proudly powered by Blogger